Baitul Hikmah Depok - Salah satu shalawat yang populer dan fenomenal di Indonesia adalah shalawat atau Qasidah Burdah. Qasidah Burdah adalah qasidah yang berisi curahan sang pengarang, yakni Imam al-Bushiri –dengan asma lengkap Syarafuddin Abu ‘Abdillah ibn Said ibn Hammad ibn Muhsin ibn ‘Abdullah al-Shanhaji al-Bushiri al-Mishri– mengenai kerinduan, pujian, dan shalawat terhadap Nabi Muhammad saw.
Pada pra-acara, Asmaun Nabi dibacakan oleh Gus Makfi dan santri komplek K1. Mengenai hal ini, dituturkan oleh Imam Jazuli dalam kitab Dalailul Khairat bahwa Nabi Muhammad saw memiliki 201 nama. Nama-nama Nabi berjumlah 201 inilah yang kemudian masyhur dengan sebutan Asmaun Nabi.
Kiai Hamid juga mengisahkan bahwa Qasidah Burdah yang panjangnya 160 bait ini adalah semacam resep berbentuk lafadz atau bacaan-bacaan yang berisi sholawat dan doa. Konon, Syekh Imam al-Bushiri, sang pengarang Qasidah Burdah, mengalami sakit falij atau yang sekarang dikenal dengan sebutan sakit stroke. Syekh Imam al-Bushiri sudah berikhtiar untuk mengobati sakitnya dengan berobat kepada tabib di negerinya, namun belum juga diberi kesembuhan. Langkah terakhir yang bisa ia lakukan adalah dengan memohon pada Sang Pemberi Kesembuhan, Allah swt. Dalam doanya, Imam al-Bushiri mengungkapkan curhatan berisi kecintaannya pada Baginda Nabi saw berisi pujian, kemuliaan, perjuangan, dan semua yang menyangkut Rasulullah saw. Setelah melakukan hal tersebut, Imam al-Bushiri kemudian ditemui oleh Rasulullah dalam mimpinya dan diberi burdah (selimut lurik). Dengan ridha Allah, Syekh al-Bushiri dianugerahi kesehatan ketika bangun dari tidurnya.